Gagah? Kehangatan? atau Luka? Panggil aja aku Nana, gadis sederhana(mungkin) yang mencoba menghilangkan beban pikiran dengan goresan-goresan kecil yang kalian baca saat ini. Jika pertanyaan itu dilontarkan kepadaku, aku sendiri bingung jawaban bagaimana yang harus aku tulis.
Aku kehilangan pelukan ayah disaat umurku 7 tahun. Sedih? I don't know, bahkan adikku lebih sedih mungkin, mereka belum sempat mengingat bagaimana wajah tampan ayahku. Umur mereka sangat muda kala itu, mungkin masih bayi. Aku? sekarang umurku sudah 18 tahun hampir lupa bagaimana rasanya di elus puncak kepala saat sedang menangis atau bagaimana rasanya dipanggil "Boru ku" sama seseorang. Terkadang aku gak merindukan apapun, karna aku benci ayahku.Aku mungkin anak .... lucu tapi semua cerita ini masih belum masuk akal di logikaku. Bagaimana bisa aku punya saudara tiri yang seumuran denganku? Tapi terkadang naluriku sebagai anak perempuan tak bisa aku lawan. Terkadang aku ...
Merindukannya,
Sebagai anak perempuan yang harus hidup sendirian menanggung hidup kedua adik tanpa sosok orangtua, aku merindukannya. Sebagai anak perempuan yang cengeng, aku merindukan pelukkannya. Sebagai anak perempuan yang masih suka malas-malasan saat belajar, aku rindu ceramah dan hukuman dan pukulannya. Sebagai anak perempuan yang masih waras, aku membutuhkannya.
Yah, dimanapun kamu sekarang. I hate you, sure! but ... I miss you too. Can I? Beban ini kayaknya berat banget gitu, mau nangis sebanyak apapun, gak bakal bisa sembuh. Tahu gak seberapa iri nya aku nih saat lihat pemandangan anak gadis didekap erat oleh ayah mereka? Oh pasti sangat tenang. I hope you happy there.
Yang Termanis
Nana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar